Untuk Efektivitas, Pastikan Anak Dapatkan Imunisasi pada Sub PIN Polio sebanyak 2 Kali

MEERAHPUTIH I BERGAS – Atina tampak antusias mendatangi Posyandu di Balai Desa Ngempon, Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, Rabu (17/1/2024). Warga Ngempon ini membawa anak kembarnya Raska dan Raski yang masih berusia tujuh bulan, agar mendapatkan imunisasi polio.

Beruntung, kesempatan itu juga dihadiri Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Shinta Nana Sudjana, dan Ketua TP PKK Kabupaten Semarang Peni Ngesti Nugraha.

Atina mengungkapkan, pemberitaan mengenai adanya kasus polio yang diberitakan di media, membuatnya takut. Karenanya, Atina bertekad untuk memberikan imunisasi polio secara lengkap pada anaknya.

“Biar anak sanya nggak kena polio, makanya saya ikut ini,” ungkapnya, di sela-sela Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.

Penjabat Ketua TP PKK Jateng Shinta Nana Sudjana menyampaikan, Sub-PIN Polio dilakukan setelah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) polio pada 2023 di mana ditemukan beberapa kasus polio Indonesia, salah satunya di Kabupaten Klaten.

“KLB ini adalah kejadian pertama sejak Indonesia dinyatakan bebas polio pada tahun 2014. Sehingga, untuk mencegah meluasnya KLB Polio ini, di seluruh kabupaten/ kota di Indonesia wajib melaksanakan Sub-PIN Polio,” beber Shinta.

Dia menekankan, polio merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Hingga saat ini belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan penyakit tersebut, sehingga penting sekali bagi anak-anak, khususnya usia 0-7 tahun, untuk mendapatkan imunisasi polio.

“Polio tidak bisa diobati, tetapi bisa dicegah dengan dua tetes manis vaksin polio. Saya mengharapkan agar semua anak usia 0 hingga 7 tahun di Jawa Tengah, bisa tervaksinasi. Dengan Target minimal 95% sehingga tercapai herd imunity terhadap penyakit polio,” tegasnya.

Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Irma Makiah, menjelaskan, pada Sub-PIN Polio ini, setiap anak harus mendapatkan vaksin sebanyak dua kali, pada Januari dan Februari 2024.

“Mengapa harus dua kali? Yaitu untuk efektivitas vaksin di dalam tubuh,” ujarnya.

Menurut Irma, antusiasme masyarakat untuk membawa anaknya mengikuti Sub-PIN Polio sebenarnya tinggi. Mereka berbondong-bondong mendatangi Posyandu untuk mendapatkan imunisasi polio.

“Terima kasih kepada PKK, kepada Ibu Pj Ketua TP PKK yang hari ini melakukan peninjauan, yang terus bergerak hingga level dasa wisma, untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya Sub-PIN Polio,” tuturnya.

Diungkapkan, hingga hari kedua pelaksanaan Sub-PIN, atau pada 16 Januari 2024, tercatat cakupan imunisasi sudah 37,4 persen. Jumlah itu sudah melebihi target harian. namun, masih ada tiga daerah yang mesti lebih didorong, yakni Kabupaten Jepara, Kebumen, dan Sukoharjo.

“Kami akan cek lagi, apa kendalanya. Tapi kemungkinan karena keterlambatan input data melalui aplikasi. Untuk Jepara, secara geografis yang lebih susah di (Pulau) Karimunjawa,” terang Irma.

Mengingat virus polio bisa menular secara fecal oral, melalui feses yang masuk ke dalam mulut, terutama melalui air, tangan dan makanan, dia meminta masyarakat lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti, membiasakan cuci tangan pakai sabun, terutama sebelum makan, mengonsumsi air yang sudah dimasak, menjaga daya tahan tubuh dengan makanan bergizi, dan sebagainya, serta jangan lupa berikan imunisasi polio pada anak.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Indah Widiastuti menambahkan, di wilayahnya, hingga 16 Januari 2023, dari sasaran 117.984 anak, yang sudah terimunisasi pada Sub-PIN Polio sudah 49.494 anak, atau 41,9 persen. Jumlah itu melampaui target harian yang tercatat 27,1 persen.

Sebagai informasi, Sub PIN Polio dilaksanakan Putaran I pada 15 hingga 20 Januari 2024, dan putaran 2 pada 19 hingga 24 Pebruari 2024 mendatang. (red)

 

harianmerahputih.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Back to Top