Pemkot Surabaya Raih Penghargaan Kinerja Penurunan Stunting, Dapat Insentif Rp 6,45 Miliar
MERAHPUTIH I SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berhasil meraih penghargaan Kinerja Tahun Berjalan kategori penurunan stunting tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2024. Penghargaan ini diberikan oleh pemerintah pusat atas keberhasilan Pemkot Surabaya dalam menurunkan angka prevalensi stunting. Sebagai apresiasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan Insentif Fiskal sebesar Rp 6,45 miliar kepada Pemkot Surabaya.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Nasional, kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Ikhsan, yang mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Penyerahan penghargaan berlangsung dalam acara Rakornas Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (4/9/2024).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan bahwa penghargaan ini diraih karena keberhasilan Pemkot Surabaya menurunkan angka stunting dari 4,8 persen menjadi 1,6 persen. “Insentif fiskal itu didapatkan karena stunting di Kota Surabaya ini terendah, di bawah angka 3 persen. Ini membuktikan bahwa apa yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya berada di jalur yang benar,” ujar Eri Cahyadi pada Jumat (6/9/2024).
Eri Cahyadi juga menegaskan bahwa insentif yang diterima akan digunakan untuk mempercepat penanganan gizi buruk dan stunting, dengan tujuan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. "Kami berkomitmen membentuk SDM sehat yang dapat menjadi pemimpin masa depan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina, menambahkan bahwa penghargaan Insentif Fiskal ini diberikan berdasarkan kinerja, inovasi, dan kontribusi dalam program penurunan stunting. “Indikatornya meliputi tata kelola keuangan daerah, pelayanan publik dasar, dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Nanik.
Nanik menjelaskan, penurunan stunting di Surabaya dilakukan melalui inovasi Zero Growth Stunting dengan intervensi spesifik seperti pemberian tablet tambah darah (TTD), kegiatan siber casting, serta pemberian pangan lokal untuk balita dan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK).
Selain itu, berbagai program lain seperti satu RW satu nakes (R1N1), penguatan audit kasus stunting, dan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) juga telah dilaksanakan untuk mendukung penurunan angka stunting. "Ke depan, kami akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk NGO, sektor swasta, dan masyarakat, untuk mencapai zero stunting di Kota Surabaya," pungkasnya. (red)
harianmerahputih.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE