Warga Magelang Sambut Gembira Peresmian Jembatan Rejosari, Penghubung Strategis di Atas Sungai Progo
MERAHPUTIH I MAGELANG - Penantian panjang warga Magelang akhirnya terjawab dengan diresmikannya Jembatan Rejosari oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana. Jembatan yang membentang megah di atas Sungai Progo ini kini menjadi penghubung strategis antara Ngembik Lor (Magelang Utara) dan Rejosari (Bandongan, Kabupaten Magelang).
Jembatan sepanjang 100 meter ini menggantikan jembatan gantung "Indiana Jones" yang sebelumnya hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki dan sepeda motor. Kini, dengan lebar tujuh meter, jembatan baru ini memungkinkan akses kendaraan roda empat hingga pejalan kaki dengan lebih aman dan nyaman.
“Ini adalah mimpi masyarakat Bandongan dan Kota Magelang yang akhirnya terwujud. Semoga jembatan ini tidak hanya menjadi sarana transportasi tetapi juga mendukung peningkatan perekonomian warga,” ungkap Nana Sudjana saat peresmian.
Menurut Nana, keberhasilan proyek ini merupakan hasil kerja sama erat antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemkab Magelang, dan Pemkot Magelang. Pemkab dan Pemkot bertanggung jawab atas pengadaan lahan, sementara Pemprov menangani konstruksi jembatan dan jalan aksesnya.
“Proyek ini memakan waktu 10 bulan pada 2024 dengan anggaran sekitar Rp48,6 miliar. Semuanya selesai tepat waktu, dan sekarang sudah bisa dimanfaatkan,” tambahnya.
Selain jembatan, Nana juga meresmikan jalan akses menuju Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) sepanjang 1,5 kilometer. Jalan beton ini, yang dibangun dengan anggaran Rp29 miliar, akan mendukung operasional TPST yang direncanakan selesai pada akhir 2025.
“Kami mengupayakan pengolahan sampah di TPST ini menghasilkan briket yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk pabrik semen,” jelasnya.
Antusiasme warga terhadap jembatan baru ini begitu terasa. Sunarti, warga Rejosari, mengungkapkan rasa syukurnya karena kini perjalanan menjadi lebih mudah.
“Dulu jembatan goyang-goyang dan jalan becek, kalau mau memutar jauh sekali. Sekarang Alhamdulillah bisa lewat dengan nyaman,” tuturnya.
Muchlisun, pedagang gorengan di sekitar jembatan, turut merasakan dampak ekonomi positif. Omzetnya meningkat signifikan setelah jembatan diresmikan.
“Sekarang pembeli datang dari mana-mana. Dulu paling dapat Rp100 ribu sehari, sekarang bisa sampai Rp300 ribu,” katanya penuh semangat.
Sementara itu, Nurdianto, seorang sopir truk asal Bandongan, mengaku jembatan ini memangkas waktu tempuh hingga 20 menit.
“Biasanya harus memutar jauh, sekarang akses jadi lebih cepat,” ujarnya.
Dengan rampungnya Jembatan Rejosari, masyarakat optimis kehidupan mereka akan semakin mudah dan perekonomian setempat terus berkembang. Ini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan infrastruktur yang tepat dapat memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat. (red)
harianmerahputih.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Terkait
Berita Lainnya





