Pengajian dan Sholat Tarawih Bersama Digelar DPW PAN Jatim dengan PWNU Jatim di Surabaya

MERAHPUTIH I SURABAYA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menyebutkan sejumlah nama yang masuk pembahasan dan berpotensi diusung Koalisi Kebangsaan pada Pilpres 2024. Koalisi Kebangsaan merupakan gabungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari lima partai politik, yakni  PKB, PAN, PPP, Golkar, dan Gerindra

"Ada nama-nama ada Pak Prabowo, Pak Ganjar, Pak Airlangga, Mas Erick Thohir, banyak lah," kata Viva Yoga seusai mengikuti pengajian dan Sholat Tarawih bersama yang digelar DPW PAN Jatim dengan PWNU Jatim di Surabaya, Sabtu (15/4/2023).

Menurutnya, meskipun hasil survei itu bersifat sementara tapi bisa menjadi pertimbangan. 

"Misalnya soal popularitas, elektabilitas. Jadi hal yang bersifat kualitatif bisa diukur secara angka-angka, itu dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan pasangan calon," kata Viva Yoga.

Viva Yoga tidak menyangkal analisa banyak pengamat, bahwa setelah kelima partai politik tersebut mewacanakan membuat koalisi besar, akan sulit menentukan siapa pasangan calon yang akan diusung di Pilpres 2024. Pertimbangannya, karena setiap parpol menginginkan kadernya menang, dan memiliki kepentingan subjektif masing-masing.

"Nah saya meyakini apabila koalisi besar dalam ikatan kebangsaan ini berhasil untuk ditetapkan, maka kepentingan partai politik yang bersifat subjektif itu akan dirundingkan di meja diskusi dan akan ditetapkan berdasarkan akal sehat, berdasarkan ukuran-ukuran yang rasional, secara kolektif kolegial, musyawarah mufakat, dan tidak voting," ujarnya.

Di sisi lain, pada acara yang sama, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar menegaskan, warga Nahdliyin tidak haram mencoblos Partai Amanat Nasional (PAN). Meskipun, PAN merupakan partai politik berbasis Muhammadiyah.

Marzuki mengatakan, yang haram adalah mendukung partai politik yang berpotensi membahayakan agama dan negara.

"Yang haram itu kalau mendukung kekuatan politik yang akhirnya membahayakan agamanya, membahayakan negaranya, atau ketika kekuatan politik yang didukung itu akan mengancam persatuan" kata Marzuki. 

Menurutnya, selama partai politik tidak bertentangan dengan tiga ajaran NU, maka tidak ada salahnya warga Nahdliyin mendukung partai itu. Tiga ajaran yang dimaksud adalah berhubungan baik dengan sesama manusia, sesama bangsa, dan sesama umat Muslim.

"Kekuatan politik apapun asal gak nabrak tiga ajaran NU, yaknu Ukhuwah Basyariah, Ukhuwah Wathoniyah, Ukhuwah Islamiyah, silakan (didukung)" ujarnya.(red)

 

harianmerahputih.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Back to Top