LPPM UM Surabaya Terjunkan 1.024 Mahasiswa KKN 2024 ke Enam Lokasi
MERAHPUTIH I SURABAYA - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) resmi menerjunkan 1.024 mahasiswa untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di enam lokasi, yakni Surakarta, Surabaya, Tuban, Mojokerto, Gresik, hingga Malaysia. Acara pembukaan KKN ini diadakan pada Rabu (24/7/2024) di gedung At Tauhid Tower UM Surabaya.
Dengan tema “Action for Greener Future”, KKN 2024 bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penerapan konsep ECO-living. Kepala LPPM UM Surabaya, Dede Nasrullah, dalam sambutannya menjelaskan enam kegiatan yang akan diimplementasikan di empat lokasi, yaitu Gresik, Surabaya, Mojokerto, dan Tuban.
Enam kegiatan tersebut adalah:
Smart Village Development: Implementasi teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan desa.
Sustainability and Green Economy Program: Daur ulang dan pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Digital Literacy and Inclusion: Pengembangan e-commerce untuk produk lokal desa.
Climate Change Mitigation: Pengembangan sistem pertanian berkelanjutan untuk adaptasi iklim.
Cultural Heritage and Tourism: Promosi pariwisata melalui platform digital dan media sosial.
Education and Skill Development: Pengembangan perpustakaan digital dan sumber belajar online.
Dede Nasrullah menekankan pentingnya isu lingkungan sebagai tema KKN di tengah kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini. Dede juga menyebutkan bahwa ada 17 inovasi teknologi tepat guna yang akan diterapkan di lokasi KKN.
“Harapannya inovasi tepat guna yang dibuat oleh mahasiswa KKN UM Surabaya bisa bermanfaat untuk masyarakat dan memiliki dampak yang besar dalam mengatasi permasalahan yang ada di wilayah tersebut,” ujar Dede.
Selain itu, tahun ini ada beberapa jenis KKN yang bisa dipilih oleh mahasiswa UM Surabaya. Di antaranya adalah KKN Muhammadiyah Aisyiah se-Indonesia di Surakarta, KKN Berdaya di Tuban, Mojokerto, Tuban, dan Surabaya, KKN Kemitraan Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, dan KKN Learning Express kerjasama dengan Singapore Polytechnic di sejumlah kecamatan di Surabaya.
“Tentu dari semua KKN tersebut memiliki kebijakan yang berbeda-beda,” tambah Dede.
Menurut Dede, ruang lingkup yang telah ditentukan merupakan hasil riset pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh tim saat melakukan observasi di lokasi KKN. “Dengan begitu, harapannya setiap program akan lebih fokus, terarah, dan lebih berdampak,” tegasnya.
Dede juga berharap mahasiswa yang terjun langsung ke masyarakat mampu mengimplementasikan ilmu mereka dan menciptakan inovasi teknologi tepat guna yang dapat diterapkan di masyarakat.
“Keterlibatan mahasiswa harapannya akan menjadi langkah strategis untuk menyelesaikan permasalahan secara tuntas bersama masyarakat, dengan masyarakat sebagai pelaku penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya. (red)
harianmerahputih.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE