Deteksi Dini Kanker Payudara Penting untuk Tingkatkan Peluang Kesembuhan
MERAHPUTIH ISURABAYA - Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker di Indonesia. Penyakit ini menempati urutan pertama dalam jumlah pasien kanker. Salah satu faktor tingginya angka kematian adalah karena sebagian besar penderita tidak mengetahui cara mendeteksi dini kanker payudara, sehingga sekitar 70% kasus baru terdeteksi saat sudah memasuki tahap lanjut.
Syuhrotut Taufiqoh, Dosen Prodi S1 Kebidanan UM Surabaya, menjelaskan bahwa deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien kanker payudara. “Dengan mendeteksi sejak dini, peluang kesembuhan menjadi jauh lebih besar,” ujarnya, Kamis (12/9/2024).
Syuhrotut menjelaskan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini:
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
SADARI adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan sendiri di rumah. Langkah ini meliputi pengecekan rutin terhadap adanya benjolan, perubahan bentuk, atau perubahan warna kulit pada payudara.
“Idealnya, SADARI dilakukan setelah menstruasi setiap bulan atau pada tanggal yang sama setiap bulan jika sudah menopause,” jelasnya.
2. Pemeriksaan Klinis Payudara (SADANIS)
Pemeriksaan ini dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Melalui SADANIS, dokter akan memeriksa secara fisik adanya benjolan atau perubahan yang mencurigakan pada payudara.
3. Mamografi
Mamografi merupakan metode pencitraan menggunakan sinar-X yang dapat mendeteksi benjolan kecil pada payudara, bahkan sebelum dapat dirasakan secara fisik. “Wanita dengan risiko rata-rata disarankan mulai menjalani mamografi pada usia 40 tahun, namun frekuensinya bisa bervariasi tergantung rekomendasi medis dan faktor risiko individu,” imbuh Syuhrotut.
4. Ultrasonografi (USG) Payudara
USG payudara menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari payudara. Metode ini sering digunakan sebagai pelengkap mamografi untuk mengevaluasi benjolan yang ditemukan.
5. MRI Payudara
MRI payudara menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar rinci. Ini sering digunakan untuk wanita dengan risiko tinggi atau untuk mengevaluasi hasil mamografi dan USG.
6. Biopsi
Jika ada kecurigaan kanker setelah pemeriksaan klinis atau pencitraan, biopsi mungkin diperlukan. Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari payudara untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Dengan memahami pentingnya deteksi dini, diharapkan angka kematian akibat kanker payudara dapat ditekan, dan masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan payudara mereka. (red)
harianmerahputih.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE