Kenaikan HET LPG 3 Kg di Jawa Timur: Alasan, Dampak, dan Langkah Pemerintah

MERAHPUTIH I SURABAYA - Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kilogram (kg) di Jawa Timur (Jatim) resmi mengalami penyesuaian. Berdasarkan Surat Keputusan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024, HET LPG 3 kg naik dari Rp16 ribu menjadi Rp18 ribu per tabung. Keputusan ini diklaim sudah melalui berbagai pertimbangan matang untuk menjaga stabilitas pasokan dan ketersediaan LPG di provinsi ini.

Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menjelaskan bahwa kenaikan harga ini didasarkan pada kebutuhan mendesak untuk menyeimbangkan biaya distribusi yang meningkat akibat penyesuaian harga BBM. Ia menegaskan, langkah ini penting untuk memastikan stok LPG tetap aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Penyesuaian HET LPG 3 kg ini bertujuan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan menghindari kelangkaan yang dapat merugikan masyarakat,” ujar Adhy.

Menurut Adhy, harga LPG 3 kg di Jawa Timur telah bertahan selama hampir satu dekade, yaitu sejak tahun 2015. Namun, perubahan dinamika ekonomi, seperti kenaikan biaya transportasi dan distribusi akibat penyesuaian harga BBM, memaksa pemerintah untuk menaikkan HET menjadi Rp18 ribu.

“Komponen yang dinaikkan hanya pada biaya distribusi dan margin agen. Harga pokok LPG tetap tidak berubah,” jelasnya.

Adhy juga membandingkan kebijakan ini dengan langkah serupa yang telah dilakukan oleh provinsi lain. Sebagai contoh, Jawa Tengah sudah menaikkan HET pada Agustus 2024, sementara Bali melakukannya sejak Januari 2023.

“Jika harga tidak disesuaikan, akan ada risiko pergeseran stok ke daerah dengan harga lebih tinggi, yang akhirnya berujung pada kelangkaan,” tambah Adhy.

Untuk memastikan kebijakan ini berjalan lancar, Adhy menekankan peran aktif pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, serta aparat kepolisian. Ia meminta mereka memastikan kelancaran distribusi LPG 3 kg sesuai dengan HET.

Selain itu, Adhy menggarisbawahi pentingnya pendataan yang akurat untuk memastikan subsidi LPG 3 kg benar-benar tepat sasaran.

“Kita harus memastikan bahwa subsidi ini hanya dinikmati oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Pendataan yang lebih akurat menjadi kunci untuk mencegah penyalahgunaan,” tegasnya.

Adhy mengakui bahwa kenaikan harga LPG ini diperkirakan akan memberikan kontribusi pada inflasi di Jawa Timur sebesar 0,13 hingga 0,2 persen. Namun, ia optimis dampak tersebut dapat diminimalkan melalui kebijakan pendukung, seperti diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang berlaku selama Januari hingga Februari 2025.

“Kebijakan ini dirancang untuk menjaga daya beli masyarakat. Selama pasokan LPG terjamin dan distribusi berjalan lancar, inflasi dapat tetap terkendali,” ujarnya.

Di tengah penyesuaian ini, Adhy meyakinkan bahwa pihaknya, bersama Hiswana Migas dan Pertamina, telah berkomitmen untuk memastikan ketersediaan LPG 3 kg di Jawa Timur melebihi kebutuhan masyarakat.

“Yang terpenting adalah memastikan semua pihak bekerja sama agar distribusi berjalan lancar, harga stabil, dan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan LPG,” tutup Adhy. (red)

 

harianmerahputih.id tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Back to Top